jason mraz
Selasa, 23 Desember 2014
Sabtu, 20 Desember 2014
Merak
ESTETIKA TARI MERAK
Oleh: Windy Rofkirana
Hai
kawan, aku Windy Rofikirana yang memiliki kegemaran menari. Awalnya hanya
menyukai, namun guruku mengatakan bahwa aku berbakat dalam menari. Berawal dari
masa SMA dimana disitulah aku dapat menemukan kegemaran yang sekaligus menjadi
bakatku. Aku mengikuti ekstrakulikuer tari tardisional. Di sekolah, aku hanya diajarkan
tari-tarian tradisional kreasi, jadi tidak begitu menguasai tarian daerah misalnya
saja tari asal daerah Bali, Maluku, Papua ataupun lainnya. Tapi, aku pernah
menarikan tarian asal daerahku yaitu Lebak, sebuah tarian dari suku Baduy yaitu
tari dogdog lojor yang telah di kreasikan serta tarian Cokek dari Banten.
Biasanya,
aku menari di acara-acara ulangtahun kabupaten Lebak, penyambutan menteri,
pembukaan rapat paripurna Pemerintah Daerah, PORPROV, bahkan lomba tari
berpasangan dan pagelaran-pagelaran seni lainnya. Aku senang memiliki
pengalaman yang begitu berharga, menjadikan aku mencintai seni budaya
Indonesia. Namun, satu yang menjadi perhatianku yaitu tari merak. Aku begitu
tertarik dengan tarian yang satu ini, dengan kostum yang indah mirip burung
merak yang cantik, hingga gerakannya yang lembut dan dinamis menambah nilai
estetikanya. Tari merak yang menjadi salah satu alasan dalam memilih nama
blogku ini. Dan disini aku akan membahas tentang tari merak.
Tari Merak
merupakan salah satu tarian daerah kreasi baru yang dikreasikan oleh Raden
Tjetjep Somantri sekitar tahun 1950-an, yang kemudian direvisi kembali oleh
Dra. Irawati Durban pada tahun 1965. Pada tahun 1985 Dra. Irawatai merevisi
kembali koreografi tari merak dan mengajarkannya secara langsung pada Romanita
Santoso pada tahun 1993. Walaupun tarian ini dibawakan oleh penari wanita,
namun sebenarnya tarian ini mengambarkan tingkah laku merak jantan dalam
menebatkan pesonanya kepad merak betina.
Dalam tarian
ini digambarkan bagaimana usaha merak jantan untuk menarik perhatian merak
betina dengan memamerkan bulu ekornya yang indah dan panjang. Dalam usahanya
menarik merak betina, sang jantan akan menampilkan pesona terbaik yang ada pada
dirinya hingga mampu membuat sang betina terpesona dan berlanjut pada ritual
pekawinan. Gerakan tari merak lebih didominasi oleh gerakan yang menggambarkan
keceriaan dan kegembiraan yang dipancarkan oleh sang merak jantan. Dan nilai
keceriaan yang digambarkan dalam tari merak semakin jelas dengan penggunaan
kostum yang digunakan oleh sang penari.
Dalam
membawakan tarian merak, umumnya penari akan menggunakan kostum yang berwarna-warni
dengan aksesoris yang semakin mempertegas kesan burung merak jantan. Dan yang
tidak pernah ketinggalan dalam kostum tari merak adalah sayap burung merak yang
bisa dibentangkan dan hiasan kepala (mahkota) yang akan bergoyang-goyang ketika
penari menggerakan kepalanya.
Sedangkan untuk
fungsi tari merak, tarian ini sering ditampilkan sebagai tarian persembahan
atau tarian penyambutan. Berikut adalah beberapa fungsi tari merak :
·
sebagai tarian persembahan untuk para tamu yang
hadir dalam resepsi pernikahan
·
sebagai tarian penyambutan untuk rombongan
pengantin pria ketika menuju pelaminan
·
sebagai tarian penyambutan tamu agung dalam
sebuah acara atau ritual
·
sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya
Indonesia dalam kancah internasional.
“Jika kita ingin dinilai baik oleh
seseorang, apalagi oleh sang Maha Pencipta, kita harus menunjukkan kualitas
hidup kita. Artinya kita harus memiliki suatu perilaku yang baik, suatu akhlak
yang baik, segalanya mesti baik. Indahkan diri dengan sesuatu yang baik”
Referensi:
http://yulieana26.wordpress.com/2013/03/29/asal-usul-tari-merak/
Kamis, 18 Desember 2014
Ku dedikasikan untuk kedua orangtuaku
Kuraih Ilmu Untuk Malaikatku
Aku berlari dengan ilmu dipundakku
Dengan dipacu bayang wajah kedua
malaikatku
Bilamana dadaku sesak dan kakiku ngilu
Tak peduli, masih satu tetes keringat
yang baru ku tahu
Aku berharap tempatku berpijak selalu
memihak
Hanya saja aku ingat, ada mereka yang
juga berjuang
Tapi aku ingin menjadi yang pertama
menghampiri sang gudang ilmu
Kupacu dan kutiru namun ada ia yang
lebih dulu
Tak apa, tujuanku pada kedua malaikatku
Yang menyimpan harapan dipundakku
Agar aku mampu membantu tangan mungil
menggapai bintang
Hingga malaikatku mengepakkan sayapnya
bersamaku
Windy
Rofikirana
Desembar,
2014
Makna
dari puisiku:
Kata
berlari disini adalah usaha dalam menutut ilmu dengan segala dorongan, nasehat,
motivasi, do’a dan lainnya dalam bentuk dukungan dari orang tua. Didalam
perjalanan menuntut ilmu, banyak sekali rintangan, terkadang ada rasa lelah,
jenuh, bosan tapi semua itu tak mematahkan semangat untuk terus berusaha menuntut
ilmu. Namun, dalam belajar kita tidak hanya sendiri akan tetapi ada orang lain
yang juga sama berjuang dan adanya kompetisi didalamnya. Kembali lagi kepada
tujuan utama, bahwa menuntut ilmu ini didedikasikan untuk kedua orangtua dan
anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus untuk dibantu dalam menggapai
cita-citanya.
Lebakku Punya Potensi
SARANA DAN PRASARANA PARIWISATA
KABUPATEN LEBAK
Kabupaten Lebak yang terdiri dari
wilayah pantai, dataran rendah dan pegunungan memiliki potensi wisata alam yang
cukup besar. Obyek-obyek wisata yang ada di kabupaten Lebak memiliki daya tarik
bagi wisatawan domestic dan mancanegara karena keragaman jenis obyek wisata,
antara lain wisata budaya, wisata alam, wisata bahari dan pantai. Berikut
adalah obyek wisata yang ada di kabupaten Lebak:
1. Situ Palayangan,
merupakan danau dengan skala lokal
2. Hutan Lindung Darmasari,
merupakan gunung dengan sklaaa lokal
3. Pantai Karang Kamulyan,
merupakan pantai dengan skala lokal
4. Pantai Kabayan,
merupakan pantai dengan skala lokal
5. Pantai Karang Taraje,
merupakan pantai dengan skala regional
6. Pantai Pulau Manuk, merupakan
pantai dengan skala regional
7. Pantai Sawarna/Ciantir, merupakan
pantai dengan skala regional
8. Muara Binaungeun, merupakan
pantai dengan skala regional
9. Pantai Talanca, merupakan
pantai dengan skala regional
10. Pantai Bagedur, merupakan
pantai dengan skala regional
11. Situs Kosala, merupakan
budaya dengan skala regional/nasional
12. Situs Cibedug, merupakan
budaya dengan skala regional/nasional
13. Multatuli, merupaan
budaya dengan skala regional/nasional
14. Seren Taun, merupakan
budaya dengan skala regional/nasional
15. Pesta Laut, merupakan
budaya dengan skla regional/nasional
16. Seba Baduy, merupakan
budaya dengan skala regional/nasional
Ini
hanyalah beberapa dari sekian banyak sarana prasarana pariwisata di Kabupaten
Lebak, masih banyak lagi yang belum diketahui dan belum dikembangkan. Kabupaten
Lebak ini merupakan salah satu kabupaten yang tertinggal dan tidak diketahui
banyak orang. Maka, salah satu cara agar menjadi daya tarik kabupaten Lebak
adalah pariwisatanya. Jika kita mampu untuk mempromosikan pariwisata yang ada
di Lebak ini, maka akan menjadi suatu keuntungan untuk Lebak. Tidak hanya untuk
dikenal, akan tetapi jika terus dikembangkan akan menambah pemasukan untuk
pembangunan kabupaten Lebak.
Kini
yang menjadi persoalan adalah struktur jalan untuk menuju ke tempat pariwisata
tersebut belum bagus, maka diharapkan pemerintah untuk membangun struktur jalan
agar para wisatawan mudah mengunjunginya. Adapun para duta pariwisata yang
disebut Saija Adida perlu sekali untuk terus mempromosikan ke seluruh penjuru
Indonesia bahkan mancanegara.
Referensi:
Sutisna, Amir, dkk.
2005. 177 Tahun Kabupaten Lebak NEGERI
YANG SEDANG BERSOLEK. Lebak: Inkosbudpar.
Dari Sesepuh Lebak
KH.
Mohammad “Abah” Yusuf
Ulama
dan Sesepuh Kabupaten Lebak
“Masyarakat adalah Raja yang Harus
Dijunjung Tinggi Harkat Martabatnya”
Mungguh Abahmah Pemerintah
Daerah saat ini sedang giat-giatnya melaksanakan roda pemerintahan, meskipun
disana-sini masih banyak yang belum tersentuh berkenaan dengan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan benar. Tetapi hal tersebut bukan berarti tidak
diupayakan melainkan harus lebih ditingkatkan lagi dalam rangka menjadikan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Masyarakat menginginkan agar Pemerintah
Daerah dalam melaksanakan roda pemerintahan dapat melaksanakan amanah yang
diembannya. Sehingga jangan sampai ada ungkapan sebagian masyarakat bahwa soal
pengurusan KTP saja demikian sulit, apalagi mengurus soal-soal lainnya terkesan
sangat bertele-tele.
Kemudian
dalam melaksanakan pengembangan harus dipenuhi empat syarat. Petama bil’ilmi
ulama, harus dengan panduan atau kendali ilmu para ulama. Kedua, bi’adlil
umara, harus ada keadilan dari pemerintah. Ketiga, bisyakhwatil aghniya, adanya
kedermawanan orang-orang kaya. Keempat, budu’ail fuqoro, adanya penyertaan doa
orang-orang miskin. Inilah sinergi positif yang bisa membawa sebuah negeri
menjadi Balda Toyyibah wa Robbun Ghofur seperti yang kita cita-citakan bersama.
Perilah
pelayanan masyarakat. Mungguh Abah, masyarakat
selaku warganegara adalah “raja” yang harus dihormati, dijunjung tinggi harkat
dan martabatnya sebagaimana diamanahkan undang-undang. Oleh sebab itu, dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah harus benar-benar dapat
dirasakan oleh semua lapisan masyarakat dalam kondisi apapun juga, karena yang
menjadi tujuan utama pemerintahan adalah sebesar-besarnya meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Ini komitmen yang wajib dipegang
oleh siapapun yang memerintah.
Untuk
bupati, lanjutkan pembangunan sesuai cita-cita para pejuang kemerdekaan dengan
membuktikan diri membangun dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Tingkatkan terus pembangunan yang menyentuh
kepentingan seluruh masyarakat. Berikan prioritas pada pembangunan bidang
keagamaan agar generasi mendatang dapat melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa
dan dapat mengisinya dengan pembangunan yang positif serta mendapat ridha Allah
SWT. Dan jangan lupa, perkokoh silatuahmi dengan para ulama. Sebab seperti
pesan Rasulullah dahulu, bahwa kebaikan suatu umat akan sangat tergantung pada
kebaikan dua golongan, yaitu ulama dan umara.
Untuk
para anggota dewan, Abah berpesan agar berusaha terus untuk benar-benar dapat
memahami kareteg hate rakyat Lebak.
Jangan pernah, apalagi dengan sengaja, mengkhianati amanah dan aspirasi rakyat
yang telah memberikan kepercayaan. Abah membaca, rakyat menginginkan pendidikan
yang murah dan berkualitas, sandang papan yang murah, BBM tersedia di pasaran,
sebagaimana dahulu rakyat merasakan ketenangan karena apa yang menjadi
kebutuhan pokok rakyat dapat membelinya dengan ketersediaan barang-barang yang
dibutuhkan disamping harga yang terjangkau.
Tanggapan
saya atas pendapat diatas adalah :
Benar sekali, rakyat merupakan raja yang harus dijunjung
tinggi harkat dan martabatnya. Bagaimana tidak, seorang pemimpin (Bupati dan
Pemerintah Daerah) adalah seseorang yang diberikan amanat oleh rakyat untuk
dapat mengubah kehidupan rakyat menjadi lebih baik. Disini, bukan berarti
pemimpin dijadikan sebagai pelayan, akan tetapi seseorang yang dipercaya mampu
untuk memimpin dengan harapan dapat mewujudkan segala cita-cita rakyatnya.
Sudah sepatutnya para pemimpin ini peka dalam mendengar segala keluhan ataupun
keinginan rakyatnya.
Mengenai pesan dari “Abah”, dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam menjalankan roda pemerintahan itu tak terlepas dari keagamaan.
Memang, kabupaten Lebak ini mayoritas rakyatnya menganut agama Islam bahkan banyak
sekali para alimil ulama di kabupaten ini, sehingga semuanya tak lepas dari
nasihat-nasihat akan pentingnya mengingat dalam melakukan segala sesuatu harus
berlandaskan keimanan dan ketaqwaan.
Referensi:
Sutisna, Amir, dkk.
2005. 177 Tahun Kabupaten Lebak NEGERI
YANG SEDANG BERSOLEK. Lebak: Inkosbudpar.
Langganan:
Postingan (Atom)