jason mraz

Sabtu, 20 Desember 2014

Merak



ESTETIKA TARI MERAK
Oleh: Windy Rofkirana


Hai kawan, aku Windy Rofikirana yang memiliki kegemaran menari. Awalnya hanya menyukai, namun guruku mengatakan bahwa aku berbakat dalam menari. Berawal dari masa SMA dimana disitulah aku dapat menemukan kegemaran yang sekaligus menjadi bakatku. Aku mengikuti ekstrakulikuer tari tardisional. Di sekolah, aku hanya diajarkan tari-tarian tradisional kreasi, jadi tidak begitu menguasai tarian daerah misalnya saja tari asal daerah Bali, Maluku, Papua ataupun lainnya. Tapi, aku pernah menarikan tarian asal daerahku yaitu Lebak, sebuah tarian dari suku Baduy yaitu tari dogdog lojor yang telah di kreasikan serta tarian Cokek dari Banten.
Biasanya, aku menari di acara-acara ulangtahun kabupaten Lebak, penyambutan menteri, pembukaan rapat paripurna Pemerintah Daerah, PORPROV, bahkan lomba tari berpasangan dan pagelaran-pagelaran seni lainnya. Aku senang memiliki pengalaman yang begitu berharga, menjadikan aku mencintai seni budaya Indonesia. Namun, satu yang menjadi perhatianku yaitu tari merak. Aku begitu tertarik dengan tarian yang satu ini, dengan kostum yang indah mirip burung merak yang cantik, hingga gerakannya yang lembut dan dinamis menambah nilai estetikanya. Tari merak yang menjadi salah satu alasan dalam memilih nama blogku ini. Dan disini aku akan membahas tentang tari merak.
Tari Merak merupakan salah satu tarian daerah kreasi baru yang dikreasikan oleh Raden Tjetjep Somantri sekitar tahun 1950-an, yang kemudian direvisi kembali oleh Dra. Irawati Durban pada tahun 1965. Pada tahun 1985 Dra. Irawatai merevisi kembali koreografi tari merak dan mengajarkannya secara langsung pada Romanita Santoso pada tahun 1993. Walaupun tarian ini dibawakan oleh penari wanita, namun sebenarnya tarian ini mengambarkan tingkah laku merak jantan dalam menebatkan pesonanya kepad merak betina.
Dalam tarian ini digambarkan bagaimana usaha merak jantan untuk menarik perhatian merak betina dengan memamerkan bulu ekornya yang indah dan panjang. Dalam usahanya menarik merak betina, sang jantan akan menampilkan pesona terbaik yang ada pada dirinya hingga mampu membuat sang betina terpesona dan berlanjut pada ritual pekawinan. Gerakan tari merak lebih didominasi oleh gerakan yang menggambarkan keceriaan dan kegembiraan yang dipancarkan oleh sang merak jantan. Dan nilai keceriaan yang digambarkan dalam tari merak semakin jelas dengan penggunaan kostum yang digunakan oleh sang penari.
Dalam membawakan tarian merak, umumnya penari akan menggunakan kostum yang berwarna-warni dengan aksesoris yang semakin mempertegas kesan burung merak jantan. Dan yang tidak pernah ketinggalan dalam kostum tari merak adalah sayap burung merak yang bisa dibentangkan dan hiasan kepala (mahkota) yang akan bergoyang-goyang ketika penari menggerakan kepalanya.
Sedangkan untuk fungsi tari merak, tarian ini sering ditampilkan sebagai tarian persembahan atau tarian penyambutan. Berikut adalah beberapa fungsi tari merak :
·         sebagai tarian persembahan untuk para tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan
·         sebagai tarian penyambutan untuk rombongan pengantin pria ketika menuju pelaminan
·         sebagai tarian penyambutan tamu agung dalam sebuah acara atau ritual
·         sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya Indonesia dalam kancah internasional.
“Jika kita ingin dinilai baik oleh seseorang, apalagi oleh sang Maha Pencipta, kita harus menunjukkan kualitas hidup kita. Artinya kita harus memiliki suatu perilaku yang baik, suatu akhlak yang baik, segalanya mesti baik. Indahkan diri dengan sesuatu yang baik”

Referensi:
http://yulieana26.wordpress.com/2013/03/29/asal-usul-tari-merak/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar