BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan identik dengan pengajaran, yang mana
pgajaran berkaitan dengan penyerbaran ilmu pengetahuan atau kemahiran tertentu.
Sebagai guru, tentu harus memahami apa itu pengajaran karena tugas seorang guru
adalah mengajar. Dalam mengajar, guru tidak semata-mata mengajar tanpa sebuah
tujuan, maka sudah sepatutya seorang guru harus menentukan tujuan-tujuan
terlebih dahulu sebelum mengajar. Sete;ah itu, baru guru dapat menuntukan
alat-alat evaluasinya.
Berbicara mengenai pengajaran, tentu berkaitan
dengan penilaian. Menurut
Akhmat Sudrajat penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh
mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa
hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa
nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif
(berupa angka).
Sama
seperti halnya dalam pengajaran, guru terlebih dahulu menentukan tujuan-tujuan
pengajaran yang ingin dicapainya, begitu juga dengan penilaian, sebelum
melakukan penilaian perlu adanya tujuan-tujuan penilainnya. Oleh karena itu,
dalam makalah ini, akan dibahas pengertian serta tujuan dari pengajaran dan
penilaian, juga kaitannya antar keduanya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pengajaran?
2. Apa
tujuan dari pengajaran?
3. Apa
yang dimaksud dengan penilaian?
4. Apa
tujuan dari penilaian?
5. Bagaimana
kaitan tujuan pengajaran dengan tujuan penilaian?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
maksud dari pengajaran
2. Mengetahui
tujuan pengajaran
3. Mengetahui
maksud dari penilaian
4. Mnegetahui
tujuan penilaian
5. Mengetahui
kaitannya tujuan pengajaran dengan tujuan penilaian
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengajaran
Pengajaran merupakan aktivitas atau
proses yang berkaitan dengan penyebaran ilmu pengetahuan atau kemahiran yang
tertentu. Meliputi perkara-perkara seperti aktivitas perancangan, pengelolaan,
penyampaian, bimbingan dan penilaian dengan tujuan menyebarkan ilmu pengetahuan
atau kemahiran kepada pelajar-pelajar dengan cara yang berkesan.
Pendidikan identik dengan pengajaran yang membedakan keduanya
hanya masalah waktu. Istilah pengajaran lebih dikenal dizaman dulu (pengertian lama). Pengajaran merupakan
pembinaan terhadap anak didik yang hanya menyangkut segi kognitif dan
psikomotor saja yaitu agar anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap
berfikir kritis, sistematis, objektif ,dan terampil dalam mengerjakan sesuatu.
Tujuan pengajaran lebih mudah ditentukan dari tujuan pendidikan.
Adapun menurut kamus besar bahasa
Indonesia (1991) berasal dari kata “ajar”, artinya petunjuk yang diberikan
kepada orang supaya diketahui (diturut). Kata mengajar berarti memberi
pelajaran. Contoh : guru itu mengajar murid matematika, sedangkan kata
mengajarkan berarti memberikan pelajaran. Contoh : siapa yang mengajarkan
matematika kepada murid kelas IV? Berdasarkan arti-arti ini, kemudian kamus
besar bahasa Indonesia itu mengartikan pengajaran sebagai proses pembuatan,
cara mengajar atau mengajarkan.
Sedangkan istilah pengajaran dalam
bahasa inggris disebut instruction atau teaching. Akar kata instruction adalah
kata instruct, artinya to direct to do something; to teach to do something; to
furnish with information, yakni memberi pengarahan agar melakukan sesuatu,
mengajar untuk melakukan sesuatu, memberi informasi. Istilah pengajaran menurut
Reber (1998) berarti : pendidikan atau proses perbuatan mengajarkan
pengetahuan.
Sementara itu Tardif (1987) memberi arti pengajaran secara terperinci
yaitu : A preplanned, goal directed educational process designed to facilitate
learning, yaitu pengajaran adalah sebuah proses pendidikan yang sebelumnya
direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk
mempermudah belajar.
Menurut Jones A. Majid, (2005:16), Pengajaran adalah suatu cara bagaimana
mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik. Dengan kata lain
pengajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing,
membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.
B. Tujuan
Pengajaran
Dalam
persiapan pengajaran hendaknya seorang guru pertama kali menentukan
tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Sehingga dalam kegiatan belajar
mengajarnya pasti dan ajeg. Kemudian langkah berikutnya adalah menenntukan alat
atau cara evaluasi yang nantinya akan digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
pencapaian tujuan pengajaran yang telah tercapai. Baru setelah menentukan
evaluasi setelahnya adalah menentukan pokok-pokok materi dan kegiatan belajar
mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Terakhir menentukan alat dan media pengajaran untuk memebantu menyampaikan
materi ajar dan mempermudah dan memperjelas materi pembelajaran bagi siswa,
Kesimpulan
dari uraian diatas bahwasannya proses belajar mengajar yang yang terdiri dari
komponen-komponen belajar-mengajar tersebut diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang ditetapkan. Dengan kata lain tujuan pengajaran adalh sebuah
titik sentral dari seluruh usaha dan upaya belajar mengajar.
Beberapa
pertanyaan tentang pengajaran:
Sebelum
Kegiatan Pengajaran
Sebelum guru memulai dengan
memberikan pelajaran di awal tahun, pertanyaan yang dilontarkan adalah:
1. “apakah
yang akan dicapai oleh siswa, melalui pelajaran saya ini?”
2. “untuk
mengarah ke pencapaian tujuan, apakah siswa sudah mempunyai bekal berupa
kemampuan ataupun sebagian dari yang akan dicapai sehingga guru tidak perlu
memberikan bahan seluruhnya?”
a. “bagaiamna
kemampuan siswa secara individual dan siapa saja yang sudah menguasai sebagai
tujuan, serta seberapa?” (tinjauan individual).
b. “bagaimana
kemampuan kelompok siswa yang diajar secara umum?” (tinjauan kelompok).
Selama Kegiatan Pengajaran
Yang
dimaksud dengan “selama kegiatan pengajaran” adalah satu jarak waktu mulai
pengajaran berlangsung hingga saat berakhirnya pemberian pengajaran oleh guru.
Jarak waktu dapat dilihat dalam satu satuan waktu pendek, yakni satu pertemuan
atau satu satuan waktu panjang, seperti satu semester. Selama satu penggalan
waktu tersebut guru harus secara terus-menerus mengajukan beberapa pertanyaan.
1. “apakah
yang akan dicapai oleh siswa melalui pelajaran saya ini?” (pertanyaan ini harus
selalu diingat agar menjiwai setiap langkah kegiatan).
2. “apakah
langkah yang saya ambil sudah benar, tidak salah langkah? Penilaian terhadap
salah-benarnya langkah ini dilihat dari individu siswa secara perseorangan
maupun kelompok.”
a. “apabila
saya betul, pencapaian tujuan oleh siswa secara individual maupun kelompok
sudah sejauh mana?”
b. “apabila
langkah saya salah, apa sebabnya? Kesalahan ini menyangkut semua orang
(kelompok) atau hanya beberapa individu saja?”
Sesudah Kegiatan Pengajaran
Jika
guru sudah selesai memberikan pengajaran (satu pertemuan atau satu semester),
ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. “dengan
selesainya pelajaran saya ini, apakah tujuan yang ingin dicapai oleh siswa
sudah tercapai?”
a. “seberapa
jauh pencapaian tiap siswa?”
b. “berapa
orangkah yang sudah dapat mencapai?”
2. “seandainya
belum tercapai, bagian dari tujan yang mana sajakah yang belum tercapai itu?”
(baik oleh individu maupun kelompok).
3. “seandainya
belum tercapai, faktor-faktor apakah yang menyababkan?”(peghambat bagi individu
maupun kelompok).
C. Pengertian Penilaian
Menurut Asmawi Zainul dan Noehi
Nasution mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar
baik yang menggunakan tes maupun nontes.
Menurut Djemari Mardapi (1999: 8)
penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai.
Menurut Akhmat Sudrajat penilaian
(assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar
seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pengukuran berhubungan dengan proses
pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut secara khusus, dalam
konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan
dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan
umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas.
Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan
pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses
pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan
tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang
diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.
Penilaian pendidikan adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar
peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah terdiri atas :
1. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik;
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan;
3. Penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah.
Setiap
satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga
melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Berdasarkan
pada PP. Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 64 ayat :
(1) dijelaskan bahwa penilaian hasil
belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan
untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas.
(2) menjelaskan bahwa penilaian hasil
belajar oleh pendidik digunakan untuk
a. menilai pencapaian kompetensi
peserta didik;
b. bahan penyusunan laporan kemajuan
hasil belajar; dan
c. memperbaiki proses pembelajaran.
Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor)
Pada
semester satu penilaian dapat dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain
seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan
dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu.
Pada semester dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti
PR, proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut
digunakan untuk mengisi nilai rapor pada semester dua.
Mengapa
harus menilai?
Jika
sebelum member jeruk kita tidak memilih dulu nama yang baik dibandingkan dengan
yang kurang baik, maka kita akan memperoleh jeruk yang seadanya. Mungkin baik,
tetapi ada juga kemungkinan tidak baik, maka kita akan memperoleh jeruk yang
berkualitas baik jika tidk didahului dengan kegiatan menilai. Dalam dunia
pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna ditinjau
dari berbagai segi.
a. Makna bagi Siswa
Dengan
diadakannya penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil
mengikuti pelajaran yang diberikan oelh guru. Hasil yang diperoleh siswa dari
pekerjaan menilai ini ada dua kemungkinan:
1) Memuaskan
Jika
siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan hal itu menyenangkan, tentu kepuasan
itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain waktu
2) Tidak memuaskan
Jika
siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia akan berusaha lain kali
keadaan itu tidak terulang lagi. Namun, ada beberapa siswa yang lemah
kemauannya maka ia akan menjadi putus asa.
b. Makna bagi Guru
1) Dengan hasil penilaian, guru akan
mengetahui siswa mana yang berhasil menguasai materi dan yang kurang menguasai
materi, sehingga guru akan lebih memusatkan perhatiannya kepada siswa yang
kurang menguasai materi
2) Guru akan mengetahui apakah materi
yang diajarkannya sudah tepat bagi siswa
3) Guru akan mengetahui apakah metode yang
digunakan sudah tepat atau belum
c. Makna bagi Sekolah
1) Apabila guru-guru mengadakan dan
diketahui bagaimana hasil belajar siswanya, akan diketahui apakah kondisi
belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dnegan harapan atau belum.
2) Informasi dari guru tentang tapat
tidaknya kurikulum untuk sekoalh itu dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
perencanaan sekolah dimasa yang akan datang
3) Informasi hasil penilaian yang
diperolah dari tahun ke tahun, dapat digunakan sebagai pendoman bagi sekolah
D. Tujuan
atau Fungsi Penilaian
Dengan mengetahui makna penilaian
ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan, maka dari itu terdapat
beberapa tujuan atau fungsi penilaian, yaitu:
a.
Penilaian Berfungsi Selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk
mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri
mempunyai berbagai tujuan, antara lain:
1) Untuk memilih siswa yang dapat
diterima disekolah tertentu.
2) Untuk memilih siswa yang dapat naik
kelas atau tingkat berikutnya.
3) Untuk memilih siswa yang seharusnya
mendapat beasiswa.
4) Untuk memilih siswa yang sudah
berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
b.
Penilaian Berfungsi Diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi
persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan
siswa. Disamping itu, diketahui pula penyebabnya. Jadi, dengan mengadakan
penilaian, sebenarnta guru melakukan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan
dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebeab-sebab kelamahan ini, akan lebih
mudah mencari cara untuk mengatasinya.
c.
Penilaian Berfungsi sebagai
Penempatan
Sistem baru yang kini banayk dipopulerkan di Negara barat,
adalah sistem belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara
mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar
yang lain. Sebagai alas an dari timbulnya sistem ini adalah adanya pengakuan
yang besar terhadap kemampuan individual.
Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat
sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan
dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana
dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali
dilaksanakan.
Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan,
adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dspat menentukan dengan pasti
dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian.
Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam
kelompok yang sama dalam belajar.
d.
Penilaian/Berfungsi sebagai Pengukur
Keberhasilan
Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Telah disinggung pada
bagaian sebelum ini, keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor,
yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, srana, dan sistem administrasi.
Adapun tujuan-tujuan
lain, diantaranya:
1. Menilai kebutuhan individual
2. Menentukan kebutuhan pembelajaran
3. Membantu dan mendorong siswa
4. Menentukan strategi pembelajaran
5. Akuntabilitas lembaga
6. Meningkatkan kualitas pendidikan
7. Mengetahui kemajuan dan kesulitan
beajar siswa
8. Memberikan umpan balik
E. Kaitan
Tujuan Pengajaran dengan Tujuan Penilaian
Berbicara mengenai pengajaran dan
penilaian, tentu kita akan mendapatkan banyak kiatan-kaitan antara keduanya.
Dimana keduanya sama-sama memiliki suatu tujuan yang dicapai, dan tujuan itu
tentunya tidak semata-mata tanpa menyesuaikan dengan kondisi dan situasi kemampuan
peserta didik.
Jika kita akan melaksanakan
pengajaran kepada siswa, maka sebagai guru yang baik sebelumnya akan membuat
tujuan-tujuan terlebih dahulu, membuat pula rencana pembelajan sebelum kemudian
akan kita ajarkan. Mana mungkin, kita mengajar siswa kita tanpa tujuan yang
jelas.
Kaitan lainnya, yaitu pengajaran
tidak mungkin terlepas dari penilaian, dimana penilaian berfungsi untuk
mengetahui sejauh mana pemahan siswa terhadap materi yang kita telah ajarkan.
Untuk melakukan suatu penilaian, sama halnya dengan pengajaran kita perlu
menentukan terlebih dahulu tujuannya. Sehingga, antara pengajaran dengan
penilaian berjalan dengan tujuan yang saling berkaitan.
Dalam tujuan pengajaran dan
penilaian, secara garis besar sama-sama bertujuan untuk menjadikan siswa lebih
baik dalam belajar, mengetahui lebih dalam lagi ilmu-ilmu yang telah diajarkan
dan diharapkan dapat menjadikan suatu manfaat yang besar serta
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menghadapai tantangan hidup
yang semakin lama semakin meningkat.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antara tujuan pengajaran dengan
tujuan penilaian secara garis besar, sama-sama bertujuan untuk menjadikan siswa
menjadi lebih baiak, mengetahui dan memahami lebih banyak ilmu-ilmu yang telah
diajarkan dan dapat menjadikan suatu manfaat yang besar serta dapat
diimplementasikan dikehidupan sehari-hari guna menghadapi tantangan hidup.
B. Saran
Seorang
guru yang baik, sebelum mengajar tentu harus menentukan tujuan pengajaran, dan
ketika proses mengajar telah selesai, guru harus melakuakan penilaian yang juga
harus ditentukan tujuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasAR Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar