KH.
Mohammad “Abah” Yusuf
Ulama
dan Sesepuh Kabupaten Lebak
“Masyarakat adalah Raja yang Harus
Dijunjung Tinggi Harkat Martabatnya”
Mungguh Abahmah Pemerintah
Daerah saat ini sedang giat-giatnya melaksanakan roda pemerintahan, meskipun
disana-sini masih banyak yang belum tersentuh berkenaan dengan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan benar. Tetapi hal tersebut bukan berarti tidak
diupayakan melainkan harus lebih ditingkatkan lagi dalam rangka menjadikan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Masyarakat menginginkan agar Pemerintah
Daerah dalam melaksanakan roda pemerintahan dapat melaksanakan amanah yang
diembannya. Sehingga jangan sampai ada ungkapan sebagian masyarakat bahwa soal
pengurusan KTP saja demikian sulit, apalagi mengurus soal-soal lainnya terkesan
sangat bertele-tele.
Kemudian
dalam melaksanakan pengembangan harus dipenuhi empat syarat. Petama bil’ilmi
ulama, harus dengan panduan atau kendali ilmu para ulama. Kedua, bi’adlil
umara, harus ada keadilan dari pemerintah. Ketiga, bisyakhwatil aghniya, adanya
kedermawanan orang-orang kaya. Keempat, budu’ail fuqoro, adanya penyertaan doa
orang-orang miskin. Inilah sinergi positif yang bisa membawa sebuah negeri
menjadi Balda Toyyibah wa Robbun Ghofur seperti yang kita cita-citakan bersama.
Perilah
pelayanan masyarakat. Mungguh Abah, masyarakat
selaku warganegara adalah “raja” yang harus dihormati, dijunjung tinggi harkat
dan martabatnya sebagaimana diamanahkan undang-undang. Oleh sebab itu, dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah harus benar-benar dapat
dirasakan oleh semua lapisan masyarakat dalam kondisi apapun juga, karena yang
menjadi tujuan utama pemerintahan adalah sebesar-besarnya meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Ini komitmen yang wajib dipegang
oleh siapapun yang memerintah.
Untuk
bupati, lanjutkan pembangunan sesuai cita-cita para pejuang kemerdekaan dengan
membuktikan diri membangun dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Tingkatkan terus pembangunan yang menyentuh
kepentingan seluruh masyarakat. Berikan prioritas pada pembangunan bidang
keagamaan agar generasi mendatang dapat melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa
dan dapat mengisinya dengan pembangunan yang positif serta mendapat ridha Allah
SWT. Dan jangan lupa, perkokoh silatuahmi dengan para ulama. Sebab seperti
pesan Rasulullah dahulu, bahwa kebaikan suatu umat akan sangat tergantung pada
kebaikan dua golongan, yaitu ulama dan umara.
Untuk
para anggota dewan, Abah berpesan agar berusaha terus untuk benar-benar dapat
memahami kareteg hate rakyat Lebak.
Jangan pernah, apalagi dengan sengaja, mengkhianati amanah dan aspirasi rakyat
yang telah memberikan kepercayaan. Abah membaca, rakyat menginginkan pendidikan
yang murah dan berkualitas, sandang papan yang murah, BBM tersedia di pasaran,
sebagaimana dahulu rakyat merasakan ketenangan karena apa yang menjadi
kebutuhan pokok rakyat dapat membelinya dengan ketersediaan barang-barang yang
dibutuhkan disamping harga yang terjangkau.
Tanggapan
saya atas pendapat diatas adalah :
Benar sekali, rakyat merupakan raja yang harus dijunjung
tinggi harkat dan martabatnya. Bagaimana tidak, seorang pemimpin (Bupati dan
Pemerintah Daerah) adalah seseorang yang diberikan amanat oleh rakyat untuk
dapat mengubah kehidupan rakyat menjadi lebih baik. Disini, bukan berarti
pemimpin dijadikan sebagai pelayan, akan tetapi seseorang yang dipercaya mampu
untuk memimpin dengan harapan dapat mewujudkan segala cita-cita rakyatnya.
Sudah sepatutnya para pemimpin ini peka dalam mendengar segala keluhan ataupun
keinginan rakyatnya.
Mengenai pesan dari “Abah”, dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam menjalankan roda pemerintahan itu tak terlepas dari keagamaan.
Memang, kabupaten Lebak ini mayoritas rakyatnya menganut agama Islam bahkan banyak
sekali para alimil ulama di kabupaten ini, sehingga semuanya tak lepas dari
nasihat-nasihat akan pentingnya mengingat dalam melakukan segala sesuatu harus
berlandaskan keimanan dan ketaqwaan.
Referensi:
Sutisna, Amir, dkk.
2005. 177 Tahun Kabupaten Lebak NEGERI
YANG SEDANG BERSOLEK. Lebak: Inkosbudpar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar