ESTETIKA TARI MERAK
Oleh: Windy Rofkirana
Hai
kawan, aku Windy Rofikirana yang memiliki kegemaran menari. Awalnya hanya
menyukai, namun guruku mengatakan bahwa aku berbakat dalam menari. Berawal dari
masa SMA dimana disitulah aku dapat menemukan kegemaran yang sekaligus menjadi
bakatku. Aku mengikuti ekstrakulikuer tari tardisional. Di sekolah, aku hanya diajarkan
tari-tarian tradisional kreasi, jadi tidak begitu menguasai tarian daerah misalnya
saja tari asal daerah Bali, Maluku, Papua ataupun lainnya. Tapi, aku pernah
menarikan tarian asal daerahku yaitu Lebak, sebuah tarian dari suku Baduy yaitu
tari dogdog lojor yang telah di kreasikan serta tarian Cokek dari Banten.
Biasanya,
aku menari di acara-acara ulangtahun kabupaten Lebak, penyambutan menteri,
pembukaan rapat paripurna Pemerintah Daerah, PORPROV, bahkan lomba tari
berpasangan dan pagelaran-pagelaran seni lainnya. Aku senang memiliki
pengalaman yang begitu berharga, menjadikan aku mencintai seni budaya
Indonesia. Namun, satu yang menjadi perhatianku yaitu tari merak. Aku begitu
tertarik dengan tarian yang satu ini, dengan kostum yang indah mirip burung
merak yang cantik, hingga gerakannya yang lembut dan dinamis menambah nilai
estetikanya. Tari merak yang menjadi salah satu alasan dalam memilih nama
blogku ini. Dan disini aku akan membahas tentang tari merak.
Tari Merak
merupakan salah satu tarian daerah kreasi baru yang dikreasikan oleh Raden
Tjetjep Somantri sekitar tahun 1950-an, yang kemudian direvisi kembali oleh
Dra. Irawati Durban pada tahun 1965. Pada tahun 1985 Dra. Irawatai merevisi
kembali koreografi tari merak dan mengajarkannya secara langsung pada Romanita
Santoso pada tahun 1993. Walaupun tarian ini dibawakan oleh penari wanita,
namun sebenarnya tarian ini mengambarkan tingkah laku merak jantan dalam
menebatkan pesonanya kepad merak betina.
Dalam tarian
ini digambarkan bagaimana usaha merak jantan untuk menarik perhatian merak
betina dengan memamerkan bulu ekornya yang indah dan panjang. Dalam usahanya
menarik merak betina, sang jantan akan menampilkan pesona terbaik yang ada pada
dirinya hingga mampu membuat sang betina terpesona dan berlanjut pada ritual
pekawinan. Gerakan tari merak lebih didominasi oleh gerakan yang menggambarkan
keceriaan dan kegembiraan yang dipancarkan oleh sang merak jantan. Dan nilai
keceriaan yang digambarkan dalam tari merak semakin jelas dengan penggunaan
kostum yang digunakan oleh sang penari.
Dalam
membawakan tarian merak, umumnya penari akan menggunakan kostum yang berwarna-warni
dengan aksesoris yang semakin mempertegas kesan burung merak jantan. Dan yang
tidak pernah ketinggalan dalam kostum tari merak adalah sayap burung merak yang
bisa dibentangkan dan hiasan kepala (mahkota) yang akan bergoyang-goyang ketika
penari menggerakan kepalanya.
Sedangkan untuk
fungsi tari merak, tarian ini sering ditampilkan sebagai tarian persembahan
atau tarian penyambutan. Berikut adalah beberapa fungsi tari merak :
·
sebagai tarian persembahan untuk para tamu yang
hadir dalam resepsi pernikahan
·
sebagai tarian penyambutan untuk rombongan
pengantin pria ketika menuju pelaminan
·
sebagai tarian penyambutan tamu agung dalam
sebuah acara atau ritual
·
sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya
Indonesia dalam kancah internasional.
“Jika kita ingin dinilai baik oleh
seseorang, apalagi oleh sang Maha Pencipta, kita harus menunjukkan kualitas
hidup kita. Artinya kita harus memiliki suatu perilaku yang baik, suatu akhlak
yang baik, segalanya mesti baik. Indahkan diri dengan sesuatu yang baik”
Referensi:
http://yulieana26.wordpress.com/2013/03/29/asal-usul-tari-merak/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar